Tampilkan postingan dengan label tetap semangat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tetap semangat. Tampilkan semua postingan

Jumat, 01 April 2011

semangaaat

sebelum berkutat dengan paper, mari kita refresh sejenak apa yang terjadi hari ini... atau mungkin ditambahin kisah kemarin... hoho, baiklah, kita ikuti saja sejauhmana saya bisa bercerita..

***
pagi ini diawali dengan kuliah umum, langsung dipimpin oleh pembicara yang tidak tanggung-tanggung ilmunya. guru yang murid-muridnya berlatar belakang S3... kyai pula. luar biasa.

mengambil tema ekonomi, awalnya saya sempat tidak minat dengan materinya. tetapi rupanya kali ini materi sangat bagus, dan penyampaiannya sempurna. sayang, saya tidak punya rangkuman tulisan tersebut. sebab sekali-dua kali saya terantuk-antuk. astaghfirullah. apalah daya, dua hari ini pulang jam 12 malem sedih

tapi ada yang paling saya inget, dialog berikut ini...

"kalian tahu, dulu di masa kecil Napoleon Bonaparte, saat dia menangis maka semua pintu akan ditutup, tirai jendela dipasang rapat-rapat... dengan satu alasan : pemimpin tidak boleh terlihat cengeng. "

karena pemimpin tak boleh cengeng, vin... karena seorang pemimpin gak boleh cengeng...

tetap semangat:)

***
part kedua, ditemukan ama satu mata kuliah lagi bersama pak Edy. dosen yang gak kalah luar biasa itu menyampaikan guyonannya *yang cukup tajam* penuh makna.

"kalian tu yang lucu, surga cuma dihargai seribu..."

hehe... bukan rahasia lagi memang tentang hal satu itu. seseorang yang mempunyai uang selembar lima ribu dan selembar dua ribu, maka yang masuk kotak amal adalah yang selembar dua ribuan. kalo punya uang Rp 8000,00 dengan komposisi 1 lembar 5000, 1 lembar 2000 dan 1 lembar 1000, maka yang masuk kotak amal adalah yang seribu rupiah.

lain lagi ceritanya kalo seseorang punya uang Rp 8500,00... dengan susunan uangnya 1 lembar 5000, 1 lembar 2000, 1 lembar 1000, dan satu koin 500 rupiah. maka yang mana yang masuk kotak amal?
sepertinya tidak perlu jawaban saya jelir

...haha, thanks Sir.....

***
dan acara terakhir adalah coding analisis. yieuh ... lumayan unik datanya. semoga semakin semangat saja menghadapi pkl yang sepertinya juga bakal semakin padet jadwalnya... semoga semakin pintar membagi waktu...

...semoga semakin lekas libur, semakin cepat pulang. ya Rabbana, kerinduan ini sudah tidak dapat lagi terdefinisikan...

Selasa, 29 Maret 2011

pertemuan km perdana

sebelum hari ini terlewatkan, saya ingin merangkum pelajaran berharga pagi tadi..

***
semester enam di tingkat komputasi ini diawali oleh Knowledge Management, dengan pengajar Bp Robby tercinta, yang juga pernah mengajar kami di tingkat dua pada matkul OrKom.

pertemuan pertama, dan diawali pula dengan ketelatan saya yang pertama. hehe... iya, habisnya sebelum kuliah tadi pagi onlen bersama lappie cukup lama. niat semula bagus sih... mau belajar materi sebelum dijelasin. hoho sengihnampakgigi


tapi apalah daya, godaan lebih dahsyat dari yang saya kira *halah*... yang ada berikutnya adalah saya blogging... sungguh di luar niat awal yang mulia.

*terlena*, dan belakangan menyadari bahwa saya belum nyetrika seragam sama sekali buat ke kampus... yieuh, hipotesis kali ini gagal menolak Ho : telat sudah.

untung masih banyak teman lain yang telatjelir

***
Yang istimewa kali ini, Pak Robby membuka kuliah dengan sebuah quote,

"An old man who is dying is like a library that is burning"
(Leopold Singhor)

Dan tiada terduga, beliau bertanya

"Sekarang tanggal berapa ya?"
"Tanggal 29, Pak."
"Oke, absen 29 silakan menjawab makna quotes di atas"

jiahaha, kontan temen2 sekelas langsung ketawa. Bapak satu ini tidak lupa dengan tradisinya yang telah ada semenjak kami tingkat dua! :puppyeyes:

hehe...

yak. menurut saya pribadi *maklum, saya sudah lupa dengan apa yang telah dijelaskan -.-, makna quote di atas adalah selagi masih muda, selagi masih berumur, tularkan segala pengetahuan yang kita miliki... sampaikan semua-muanya... karena ketika kita sudah tua nanti, karena ketika kita sudah terbaring tak berdaya nanti... kita hanya bagaikan seonggok perpustakaan yang tidak memiliki guna karena habis terbakar...

makna yang begitu dalam, bukan?

saya sempat MJJ mendengarnya *Mak Jleb-Jleb* ... perumpamaan yang gak tanggung-tanggung perumpamaannya. menekankan bahwa tiada guna ilmu yang hanya dimiliki sendiri... sebab di penghujung hari nanti, kesemuanya hanyalah hal yang sia-sia - layaknya perpustakaan yang habis terbakar - di kala ilmu itu tidak dibagikan untuk orang lain.

oke, mari kita lebih bersiap untuk membagi ilmu untuk sekarang atau nantisenyumkenyit

yeah, terakhir, terima kasih Bapak untuk pelajarannya hari ini... karena tanpa Bapak, tiada pula notes bertemakan MJJ ini...

Sabtu, 04 Desember 2010

b e r s y u k u r

"Allah Maha Mengetahui, sedang kamu tidak"

sejauh ini saya beruntung, bagaimana dengan Anda? senyum

pagi tadi, di tanggal tiga bulan kedua belas, saya awali dengan menonton Metr* TV, subhanallah, materinya pas keren sekali, bangkit dari duka.

dan duka yang dibahas pagi tadi adalah tentang kehilangan orang-orang yang kita cintai. astaghfirullah, aku paling belum siap atas hal ini. padahal cepat atau lambat. ya. mereka, atau aku yang lebih dahulu meninggalkan dunia ini. ya Rabb......

satu cara yang dikisahkan oleh orang-orang di Metr* tadi (diantaranya ada Pak Habibie yang berkisah tentang bu Ainun -- dan yang lain saya lupa -.- ) adalah dengan mengembalikan segala sesuatunya pada Allah. ibarat kata, pinjem istilah psikolog pagi tadi, bilang sama Allah kalo dalam bahasa betawinya gini : Lo udah ngambil orang yang gue sayang, Lo harus tanggung jawab atas hal ini

benar. satu-satunya solusi adalah dengan mengembalikan segala peristiwa pada Sang Penggenggam Kehidupan, Allah SWT.

mau kayak apa yang Ia lakukan ama kita, pastilah itu yang terbaik.

...

dan sore ini ditutup dengan lingkaran yang menyenangkan. entahlah, tiba-tiba aku ingin sekali menjadi seorang MR. pantas gak ya....

pelajaran yang paling mengena buatku hari ini adalah : jumlah ayat "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" dalam QS Ar-Rahman itu 31 ayat. persis bersesuaian dengan jumlah hari dalam satu bulan yaitu 31 hari.

bahasa lainnya : gak ada satu hari pun yang luput dari segala nikmat-Nya...

yeah.... sudahkah Anda bersyukur hari ini? adakah kado untuk-Nya hari ini, semacam hafalan-hafalan surat yang bertambah?

ookeii, mari kita mulai lagi.....kenyit

Senin, 15 November 2010

ketika seorang guru 'berteman' dengan muridnya...

kata pertama menjawab judul di atas adalah : waspadalah
:tsk:

kemarin, 14 november.... tepat di saat saya sedang inginnya bersantai, melewati hari dengan tenang dan menentramkan, tiba-tiba pintu rumah diketok dan teriakan muncul, "Kak boleh masuk??"

astaga, itu suara anak-anak itu, adik2 TPA MP...

haha, untuk beberapa moment tertentu saya memang tidak mengharap kehadiran mereka, karena bisa jadi mereka justru menjadi korban atas ke-tidakmood-an saya, bisa gawat.

but sunday ceria, saya sedang baik hati kemarinpeace

trus saya terima mereka dengan senang hati, cerita ke sana ke mari... dan belakangan, kisah mereka sampai pada facebook.

"kakak punya facebook?"
"iya, punya..., sini-sini, kakak add punya kalian..."

*kebetulan emang lagi onlen*

mulailah mereka bermain dengan laptop saya ini, melakukan search satu-persatu nama mereka... dan saya shocked.

nama-nama mereka, alay-alay

::(

yang pake kata chayank, nama mantan, ejaan-ejaan yang susah dibaca dan diterjemahkan ke bahasa manusia...

astagaa, mereka masih usia SD, kawan....sedih

bagaimana bisa sudah sejauh itu pergaulan mereka, mau dibawa kemana Indonesia kalo generasi penerus mulai dengan "gaul" yang seperti ini......

harus ada yang dilakukan. yup. berusahalah untuk jadi kakak yang baik, vivin. jadi pengajar yang baik, serta menjadi ibu yang baik untuk putra-putrinya kelak.... :)

Kamis, 11 November 2010

oleh-oleh dari pasar

Ahad, 7 November 2010
Di antara kesuntukanku pagi ini, jalan ini yang aku pilih : pergi ke pasar. Selain ke pasar itu bisa menyenangkan mbak2 yang titip, ia juga membuatku seneng, banyak pelajaran kehidupan di sana.

Setelah memesan pesanan mbak2, aku lanjut jalan2… iseng.

Oya, beli payung... bulan-bulan ini konon katanya musim penghujan, dan aku lagi gak punya payung. Heu, diambil orang pas lagi sholat di masjid kampus... Udah mencari kesana kemari tak ada... sempat jengkel juga sih, payung itu baru beberapa hari yang lalu beli, masih terbilang barulah. Kok udah ilang aja...

ya sudahlah, tinggal pasrah dan percaya : aku yakin rezekiku dari Allah dan tak mungkin tertukar ke orang lain :)

beli payung di tempat yang berbeda, kali ini tanpa nawar, Rp 25.000,00... dulu beli juga harga segitu, jadi gak usah ditawarlah. Dan tiba-tiba penjualnya mendoakanku tulus...
"tingkat berapa Dek?"
"tingkat tiga Pak."
"oh, setahun lagi tingkat empat ya, semoga ditempatkan di sini ya..."

deg. splasshh...
itu doa orangtuaku, dan penjual yang baru saja mengenalku itu mendoakanku untuk hal besar itu. ah ya... Allah mengingatkanku lagi akan cita-citaku itu.
...

perjalanan ke pasar belum selesai,

dan yang kutemui…

Seorang Ayah yang mengajak kedua anaknya memilih mainan yang mereka suka… si adik dan si kakak menunjuk dua hal yang berbeda.

Seorang anak kecil yang menangis sambil menyebut-nyebut… “ibu... ayo pulang…”

Hm… tiba-tiba pengen menegur dua adik itu dan mengatakan hal ini…

“jangan dua, satu aja dulu ya… ntar lain waktu pasti Ayah bakal mbeliin buat kalian… percayalah, seorang ayah selalu ingin memenuhi apa yang putrinya inginkan…”

“ssst, udah dek, jangan nangis dulu, ibu belanja di pasar lama juga biar bisa milih sayuran yang terbaik buat di masak di rumah nanti. Itu buat adek juga.”

Tapi toh kalo hal itu aku katakan pada mereka, mereka pasti akan masih tetap menangis, atau bahkan menangis dengan suara lebih kencang… “orang ini siapaa… aku takut mau diculik ni yah, bu…”
Haha.
Menikmati dialog batinku yang ngawur.

Dulu, belasan tahun lalu, posisiku juga sebagai anak-anak kecil itu…. Anak-anak kecil yang tahunya cuma “aku pengen barang itu, beliin donk”.

Dulu, belasan tahun lalu, posisiku juga sebagai anak-anak kecil itu….. anak-anak kecil yang bakal merengek kalo apa yang ia mau tidak ia dapat… anak-anak kecil yang dengan mudahnya memberikan statement “ibu jahat” ketika ibu tak memberikan yang ia inginkan… mana peduli kalo saat itu sang ibu lebih memilih beli ikan untuk memenuhi gizinya, untuk kesehatan dirinya.

Dan sekarang, belasan tahun kemudian dari masa-masa kecil itu…

Kasih sayang mereka masih sedemikian besarnya padaku. Sampai seringkali mereka bilang, doa-doa mereka yang terpanjat adalah agar aku ditempatkan di jawa.

Dan alasan mereka sederhana saja,
“biar kalo kangen gampang ketemunya…”
dear God, the only thing I ask of You is to hold them when I'm not around....

Kamis, 04 November 2010

tentang semangat

30 November 2010

jarang-jarang aku meluangkan waktu untuk cita-citaku satu ini... hmm, alasan lain juga karena htm-nya juga yang seharga kantong mahasiswa:D

"seminar tentang bagaimana menghaslkan tulisan dan menjadikannya buku bersama lima pembicara ternama"

keren bukan?

haha:D

tapi asli, sepulang dari seminar dan talkshow itu aku berasa dikelilingi kalimat berakhiran tanda seru bertubi-tubi. diputari kalimat retorik bertanda tanya.

"kalian itu setiap harinya bisa menghasilkan lebih dari seribu kata, lewat sms, status, komen kalian itu, belum lagi yang lain-lain. sekarang kalo kalian semua disini berdeklamasi ingin menjadi penulis kenapa tidak kalian sempatkan waktu barang setengah jam untuk menuliskan ide per harinya?? ide itu bisa didapat dimana-mana! tinggal bagaimana kalian peka menyikapi suatu keadaan.

kalian tu bisa! luruskan niat dulu yang utamag! ditolak satu penerbit juga gak masalah, coba penerbit lainnya!


atau kalo gak, benarlah pernyataan itu, dua puluh tahun dari sekarang kita akan lebih menyesali hal-hal yang tidak kita lakukan daripada hal-hal yang kita lakukan meski itu sebuah kesalahan.

hah, mataku berkaca lagi. tentang semangat itu? lidahku sudah kelu menjawabnya.

baiklah, mari kita mulai lagi.

Kamis, 30 September 2010

*yang mengharukan dari Syawal...

22 September 2010
Satu peristiwa terjadi begitu saja… bisa jadi di situlah titik tolakku bermula…


Malam ini akan ada satu acara bertopik sama tetapi diselenggarakan di dua tempat. Ada acara, ada konsumsi juga… hihi… dan aku koord konsumsinya. Untuk acara kali ini, konsumsi yang aku pegang sudah aku cukupkan sewaktu pagi tadi ke pasar Subuh. Pasar snack pagi yang terletak di pasar Senen ini selalu menjadi langganan kami kalau ada acara kampus atau ukm-ukm gini. Memang makanan di sini terbilang murah, kalo soal rasa, tentu saja, tergantung selera masing-masing Anda…

Ya, konsumsi makanan emang udah terpenuhi… tapi untuk minum belum tersedia.

Baiklah, sore harinya aku mencari toko yang menyediakan air gelas…

Tibalah di suatu toko yang emang besar, dan tersedia banyak air gelas di sana. Okelah, langsung aku memesan empat kardus sesuai yang diperlukan.

Semula kupikir toko tersebut mau mengantar keempat kardus itu ke dua tempat yang kami perlukan. Dua kardus ke tempat A, dua kardus ke tempat B. Maka begitu penjual mengatakan hal ini, aku kaget…

“Ya gak bisa mbak, kalo semisal tempatnya nyebar gitu.”
Hah? Orang aku cuma meminta di anter ke dua tempat, bukan menyebar kemana-mana…

“Pesannya cuma empat lagi.”
Astaga… Jadi kalo aku membeli lebih dari ini ibu penjual mau nganter? Apa bedanya beli empat atau lebih, Bu? Bukankah peribahasa “pembeli adalah raja” berlaku tanpa syarat apapun di dalamnya?

Aku masih diam. Jika tahu begini, bukankah tadi bisa saja aku meminta temanku untuk memesan air untuk dianter ke tempat A, dan aku memesan sendiri untuk dianter ke tempat B?

“Ya udah mbak, kalo gitu dibatalin aja gak papa.”
Hmm… penjualnya kali ini berkata benar. Apa yang di tempat A aku batalin, sementara untuk tempat B biar tetap di sini, karena tempat A jauh dari penjual ini?

“Ya udah Bu, kalo gitu yang dua tetap dianter ke tempat B, yang dua kardus gak jadi.”

Tiba-tiba penjualnya berkata dengan nada meninggi, “Kalo gitu gak usah dua-duanya gak papa mbak, gak usah pesen disini juga gak papa, ini uang mbak saya kembalikan! Cuma pesen empat aja kok! Saya masih punya banyak pelanggan lain!”

Astaghfirullah. Bukannya sang ibu tadi yang ngasih ijin untuk membatalkan air, dan aku membatalkan salah satunya karena menghormati ibu ini?

Aku masih diam. Terdiam lama sebelum akhirnya aku lebih bisa menenangkan diri sendiri. “Mungkin si ibu lagi PMS, jadi lebih sensitif", hihi, berdialog dengan batinku yang sotoy…

“Ya udah, makasih ya Bu…. Mohon maaf mengganggu…”

Kututup dialog sore itu. Beristighfar sebanyak-banyaknya… semoga hal ini sebatas aku yang direndahkan saja, dan beliau tidak tersakiti……


Lalu kucari toko lain… Berasa lagi syuting reality show “Tol*ng” yang ditayangkan di stasiun swasta itu.

Toko pertama… “Wah, lagi kosong mbak stoknya…”

Toko kedua… “Gak bisa mbak, saya mau belanja…”. Aih?

Toko ketiga… “Gak bisa mbak, maaf ya…”

Penolakan demi penolakan aku terima. Padahal aku cuma minta dianter dua kardus ke satu tempat. Kenapa pula mereka menolak?

Itu udah keliling dari barat ke timur, dari utara ke selatan… ya Rabb…

Lalu terpikir satu kios langgananku, letaknya di ujung Sumatra, ups, di ujung pasar sawo tepatnya.

“Wah, lagi habis mbak…. Belum datang dari agennya…”

Haah. Desperate luar biasa. Musti bagaimanalah? Acara tinggal beberapa jam lagi. Atau naik becak aja ya?

Aku nyaris mengambil keputusan itu, tapi kisah ini berbeda setelah kutemukan kios terakhir…

“Iya mbak, masih banyak ni air kardusnya… tapi motor lagi gak ada, lama kalo nungguin orang yang bawa motornya…”, terang seorang bapak tua, pemilik kios itu.

“Kemana sih mbak, jauh enggak?”

“Oh… ke situ, ya udah, pake ini aja gimana…”

Beberapa menit kemudian beliau mengeluarkan troli dorong yang digunakan utk gas dan barang-barang berat lainnya… Subhanallah, penolongku adalah seorang bapak tua, beliau mendorong sendiri trolinya, dan mengantarkan sampai ke tujuan T.T
T.T
T.T
T.T

Sejak saat itu aku bersumpah untuk lebih banyak lagi berbuat kebaikan sama orang lain.

Maka jangan pernah sombong, vivin… jangan pernah… kau berasal dari orang kecil, kau dibesarkan oleh mereka, tanpa pernah mereka meminta suatu apa… Hanya meletakkan harapan padamu, agar kau jadi orang besar… orang besar yang pandai menolong, orang besar yang sadar diri… bukan orang besar yang justru meremehkan untuk apa yang kecil ada….

Maka jadilah orang besar, vivin… jadilah orang besar karena dengan menjadi besar kau akan bisa lebih banyak membantu orang lain… jadilah sedikit orang besar yang ia tahu persis dari mana dia berasal… hanya dari setetes air mani yang menjijikkan…..



Konsumsi in action (lagi)

Kali ini tugas konsumsi adalah : memasak.

Yup. Kami menyediakan jasa pesan catering. Dan jumlah pemesan terbilang banyak. Mencapai 110 orang. Jasa catering kali ini yang berbeda adalah : makanan di antar ke pemesan setidaknya pukul 04.30. Artinya, tengah malam baru kami akan memasak. Artinya akan tidak tidur semaleman. Artinya ini melawan rutinitas sehari-hariku…. Ya ya. Tak masalah.

Yang masalah disini adalah… aku tidak bisa memasak…

Huah. Tentu saja ini masalah terbesar. Koordinator konsumsi kok gak bisa memasak? Jelas ini suatu kesalahan….

**Ketika sesuatu tidak diserahkan pada ahlinya, maka ini contoh peristiwanya… wkwk…

Hari pertama…
Konsumsi menu pertama kami adalah semur ayam dan tumis buncis jagung.
Yak, yang kurang di hari pertama : ayam dipotong terlalu kecil. Sejempol-jempol. Haiks. Dan, beli cabe kebanyakan, tiga kresek isinya cabe semua… wah wah…

Dan benar aku tidak berkutik apa-apa *sedihnya*… kalo tahun lalu koord konsumsi terjun langsung dalam pembuatan masakan, maka kali ni aku hanya standby di wastafel, bersiap mencuci jika ada wajan atau panci yang kotor. Iyuhhh…..

Memang iya sih, anggota konsumsi beberapanya pintar masak. But the problem here is… mereka perlu patokan untuk menentukan apakah makanan mereka sudah enak atau belum. Pertanyaan pertama tentu saja diarahkan sama aku sebagai koord. Dan entah kenapa, aku juga gak ngerti, semua masakan di lidahku tu enak… ahahhaa… berbeda ketika orang lain yang mencoba… yang bilangnya kurang bumbu-lah, kurang kecap… wkwkwk…

Kemudian saat-saat memasak tumis pun tiba. Ada satu anggota yang memasak, eh, tahunya kepedesan… terlalu banyak cabe rupanya…

Waktu-waktu berikutnya nyaris habis untuk menolong rasa bumbu yang pertama -.- wkwk…
Dan nasi tepat datang jam tiga!

Waktu habis!

Saatnya nganter makanan ke temen2 yang pesan!

Fiuh, Alhamdulillah-nya masakan benar-benar sudah matang… jadi bisa langsung aku bagi makanannya per jurusan yang sebelumnya sudah dibagi ama sie humas.

Sayangnya, buncis terbuang percuma, masih ada satu toples dan gak kepake…… T.T….

….

Hari kedua

Belajar dari pengalaman hari pertama, kali ini aku memilih terjun langsung untuk belanja. Memperkirakan sayuran yang akan dibeli sama budget yang tersedia…

Dan kebodohanku… haiks…. Aku gak ngerti memilih tongkol yang seharusnya dipilih….

Tahu akibatnya? Tongkol yang aku beli ternyata tongkol basah, perlu waktu lama untuk menggorengnya biar kering… yang lebih ironis, tongkolnya mengkerut, menjadi lebih kecil daripada ayam kemarin. Huaaa T.T…. bodoh!

Padahal niat semula adalah memperbaiki masakan kemarin yang menghasilkan ayam-ayam kecil kemarin. Eh, ini kok tongkolnya jadi mengecil semua setelah digoreng… padahal sebelumnya udah meminta penjualnya untuk memotong agak besar…
T.T
T.T
T.T
T.T

Sedih yang gak ketulungan….



Hari terakhir, kami sudah gak belanja lagi…. Sayuran untuk hari ini sudah beli kemarin, kacang dan telur. Alhamdulillah, keduanya tahan lama, jadi bisa disekaliankan pas kemarin belanja….

Tung itung tung tung….

Keuntungan overload.

Tahun sebelumnya tidak seperti ini….

Fiuh…

Akhirnya aku segera ambil keputusan, membeli jeruk untuk pemesan satu-satu dan membuatkan teh hangat. Yihhaaa… semoga menolong kesan masakan sebelumnya……
…….
**

05.00
Tertunaikan sudah sholat subuh…

Alhamdulillah… Alhamdulillah…. Terima kasih Allah untuk segalanya, terima kasih telah Engkau mudahkan segalanya…

Ketika H-1 basecamp kmi nyaris tidak bisa digunakan, Kau gerakkan hati pemilik rumah… hingga akhirnya di hari H basecamp sudah bisa digunakan…

Ketika kami bingung bagaimana untuk mendapatkan dua kompor… dengan pinjam komporkah? Tapi tak berani merakitnya… dengan gabungan ke basecamp sebelahkah? Tapi pasti akan mempersulit koordinasi…. Ehh… ehh… Kau memudahkannya… Kau mudahkan kami dengan bisa menggunakan kompor kedua yang ada di basecamp yang sama, dengan menggunakan tang… ya, ide itu nyaris tak ada terpikir sebelumnya…. Jika bukan karena Kau, karena siapa lagikah…

Alhamdulillah… Kau beri pula kami ide untuk menggunakan dispenser, yang ini juga terpikir baru setelah jarum jam lewat pukul 00.00… ya Rabb… ide itu datang dari-Mu, Kau pula yang memudahkan… alhamdulilah, Kau berikan kami keberanian untuk menempuh jarak yang sejauh itu…

Terima kasih… sungguh terima kasih:)

Senin, 06 September 2010

T.T

fuh, alhamdulillah... seneng bisa connect internet lagi (haha)...

setelah beberapa posting selalu berkisah tentang yang sedih2, kali ini aku ingin melengkapinya biar semakin sedih (?)

aku suka momen-momen seperti ini, karena tidak setiap waktu aku merasakannya... hiks.

terinspirasi (dan semoga menginspirasi) dari sinetron PPT (lagi-lagi...)

...
Robin, seseorang yang mengambil harta orang-orang yang korupsi untuk menafkahi mereka yang miskin. Dan belakangan ia menyadari bahwa uangnya itu tidak berkah, orang-orang miskin itu justru menggunakannya untuk berjudi.

Kemudian dia datang ke mushola, dia bilang dia akan bertobat, lalu menyerahkan diri ke polisi dan mengakui segala yang telah dia lakukan....

lalu dia sholat...

dan dalam sholatnya itu, Allah memanggilnya...

,,,,
ya Rabb, Kau memanggilnya dalam kondisi terbaiknya....
yang akan berbeda cerita jika dia tak berniat tobat sesaat sebelumnya....






dan aku....


bagaimana denganku
T.T
T.T


waktu yang terbuang percuma, tindakan yang menyakitkan, masih sulitnya memaafkan.........


ya Allah, sungguh ku tak pantas ke surga-Mu, tapi tak sanggup pula ku ke neraka-Mu...............

beriku kesempatan memperbaiki segalanya, untuk-Mu, hanya untuk-Mu....

Senin, 23 Agustus 2010

saya harus kaya tapi saya tidak mau kaya:)

yuhuu... selamat pagi semuaa...

diantara sinyal internet yang putus nyambung --entah sinyal yang kurang bagus atau kuota yang mau habis-- diantara kesibukan ayah menyelesaikan tesis --insya Allah wisuda Desember atau Januari nanti (horee^^)-- diantara keterkantukanku --heu, tadi ketiduran habis subuh ("ketiduran", bukan menyengajakan diri untuk tidur lo ya:D )--

aku pengen posting satu kisah...

tentang satu episode yang paling aku suka... dari sinetron Para Pencari Tuhan...

itu sinetron yang menjadi tontonan kami setiap sahur tiba. yea, dibanding tayangan lain, sinetron religi bernuansa komedi ini jauh lebih menarik...

dan beberapa hari lalu, ada episod yang mengena banget...

tentang pak Jalal dan seseorang yang meminta bantuan pak Jalal untuk biaya sekolah anaknya...

awalnya, pak Jalal menolak untuk menjadi orang tua asuh lagi bagi anak tersebut. pak Jalal bangkrut euy, dulu ketika dia masih kaya dia sanggup membiayai anak itu, tapi sekarang tak ada kekayaannya yang tersisa... logically, pantas aja dia menolak hal ini.

lalu sang bapak itu "mengompori" pak Jalal, meyakinkannya... boleh saja pak Jalal kehilangan semua kekayaannya, tapi jangan sampe kehilangan kekayaan hati untuk bersedekah...

***
benar sekali. toh bagaimanapun juga, sedekah itu akan kembali untuk kebaikan diri sendiri. tak jarang sekali dua kali kumerasakannya... walau mungkin dengan cara berbeda. berupa rizki, kesehatan, naik tingkat, dan mungkin jodoh yang mensurgakan telah disiapkan Allah untukku (amin)... hehe... yup, untuk orang-orang yang mengeluarkan infaq di jalan-Nya, balasannya sudah dipersiapkan luar biasa...

kembali ke judul di atas....semoga menjadi orang kaya biar kalo sedekah tidak usah mikir-mikir:)... amin

...tetap semangat melakukan kebaikan dan perbaikan diri:)

Jumat, 20 Agustus 2010

*sad story today...

percaya gak percaya... kini aku percaya...


jangan mudah menceritakan kesedihan kita terhadap orang lain, karena 80% mereka gak peduli, dan selebihnya mereka justru bahagia terhadap apa yang menimpa kita...


aih, T.T.....

semoga hamba bukan termasuk pribadi yang demikian..........

"Penerimaan"

Sepuluh hari pertama di Ramadhan ya... fuuh. Makin merosot kayaknya... perlu dorongan semangat lebih besar lagi...

Ada keluarga baru di rumah kami... hehe... Compaq 510. Yup, laptop baru untuk adik pertama aku...

Tahu gak, sang adikku kemarin itu sempat bilang gini
Laptop yang baru buat mbak aja, aku pake punya mbak....

Nah lho? Siapa yang gak terheran-heran?

Saya sebagai manusia yang mempunyai hawa nafsu besar tentu sangat welcome untuk hal ini. Tapi syukurlah, kasih sayang saya terhadap sang adik melebihi hal ini (wahah, lebay)...

Adik saya itu emang pengalah... Tapi untuk hal besar seperti ini kenapa dia juga mau ngalah ya?

Hmhm... Tampaknya dia ngrasa bersalah karena gak lolos perguruan tinggi yang orang tua (dan dia) idam-idamkan... ahhh, adik saya itu.......

....
Agustus, 20, 2010
asli, ku perlu belajar arti sebuah penerimaan darinya....

Sabtu, 14 Agustus 2010

pilihan demi pilihan


Tadi siang pas saya googling nemuin puisi bagus... saya share deh di fb. share juga ah disini... hehe. cek it out...

Sungguh hidup adalah sebuah pilhan, yang di dalamnya pun berupa pilihan-pilihan

Dan setiap pilihan, selalu disertai dengan setiap konsekuensi dan resiko

Maka apa pun yang kau pilih, pahamilah pula resiko yang menyertai

Kemudian pertimbangkan, seberapa sanggup kau akan menanggungkannya?

Sungguh hidup adalah sebuah pilihan, yang di dalamnya berisi kesempatan-kesempatan

Bisa jadi kesempatan itu akan memberikan hasil yang kau inginkan, namun selalu ada kemungkinan berkebalikan

Maka jika kau putuskan mengambil kesempatan itu, ketahuilah akan adanya dua kemungkinan: menyenangkan dan menyusahkan

Dan persiapkan dirimu atas semua kemungkinan itu : Untuk tidak terlalu bersuka akan kabar gembira, pun tidak terlalu lara atas kabar duka

Hidup ini adalah pilihan, yang di dalamnya adalah pilihan-pilhan dan resiko-resiko

Selama ia bukan antar dosa dan pahala
Selama ia adalah urusan dunia dan manusia

Maka berdoalah, bertimbanglah, dan pilihlah, kemudian melangkahlah, lalu pasrahlah.

Dia Yang Maha Tahu yang akan menentukan hasilnya
Dia Yang Maha Tahu yang kan berikan yang paling sesuai untukmu
Meski mungkin itu bukan yang kau mau.

Maka tetaplah melangkah
dan progressiflah

Dengan begitu kau akan tahu
seberapa mampu dirimu

(Azimah Rahayu)
....
hmm. saya percaya ungkapan dua puluh tahun dari sekarang kita akan lebih menyesali hal-hal yang tidak kita lakukan daripada hal-hal yang kita lakukan meski itu sebuah kesalahan. maka kawan, jika saat ini kita ada dalam persimpangan untuk mengambil suatu keputusan --selama itu untuk melakukan kebaikan -- ambillah. sehingga, suatu hari nanti, kalaupun kita harus menyesal, penyesalan itu ada bukan karena kita tidak pernah mencobanya....

tetap semangat melakukan kebaikan dan perbaikan^_^

Jumat, 13 Agustus 2010

Ramadhan, 3, 1431H

Mudah bagi-Nya mencabut atau menghidupkan. Bila mudah untuk-Nya menghidupkan manusia, bukankah tidak sulit juga bagi-Nya untuk mematikan? Bangun! Di alam kubur akan cukup tidurmu nanti.

...
masih berkutat dengan pembuatan film. mencoba memahami java dan php. menyelesaikan bacaan-bacaan yang tertunda. kejar khatam bulan Ramadhan ini ^^, dan helping orang tua sebanyak dan sebisa mungkin.

semangat semangat, vivin.... talk less do more....