Kamis, 11 November 2010

oleh-oleh dari pasar

Ahad, 7 November 2010
Di antara kesuntukanku pagi ini, jalan ini yang aku pilih : pergi ke pasar. Selain ke pasar itu bisa menyenangkan mbak2 yang titip, ia juga membuatku seneng, banyak pelajaran kehidupan di sana.

Setelah memesan pesanan mbak2, aku lanjut jalan2… iseng.

Oya, beli payung... bulan-bulan ini konon katanya musim penghujan, dan aku lagi gak punya payung. Heu, diambil orang pas lagi sholat di masjid kampus... Udah mencari kesana kemari tak ada... sempat jengkel juga sih, payung itu baru beberapa hari yang lalu beli, masih terbilang barulah. Kok udah ilang aja...

ya sudahlah, tinggal pasrah dan percaya : aku yakin rezekiku dari Allah dan tak mungkin tertukar ke orang lain :)

beli payung di tempat yang berbeda, kali ini tanpa nawar, Rp 25.000,00... dulu beli juga harga segitu, jadi gak usah ditawarlah. Dan tiba-tiba penjualnya mendoakanku tulus...
"tingkat berapa Dek?"
"tingkat tiga Pak."
"oh, setahun lagi tingkat empat ya, semoga ditempatkan di sini ya..."

deg. splasshh...
itu doa orangtuaku, dan penjual yang baru saja mengenalku itu mendoakanku untuk hal besar itu. ah ya... Allah mengingatkanku lagi akan cita-citaku itu.
...

perjalanan ke pasar belum selesai,

dan yang kutemui…

Seorang Ayah yang mengajak kedua anaknya memilih mainan yang mereka suka… si adik dan si kakak menunjuk dua hal yang berbeda.

Seorang anak kecil yang menangis sambil menyebut-nyebut… “ibu... ayo pulang…”

Hm… tiba-tiba pengen menegur dua adik itu dan mengatakan hal ini…

“jangan dua, satu aja dulu ya… ntar lain waktu pasti Ayah bakal mbeliin buat kalian… percayalah, seorang ayah selalu ingin memenuhi apa yang putrinya inginkan…”

“ssst, udah dek, jangan nangis dulu, ibu belanja di pasar lama juga biar bisa milih sayuran yang terbaik buat di masak di rumah nanti. Itu buat adek juga.”

Tapi toh kalo hal itu aku katakan pada mereka, mereka pasti akan masih tetap menangis, atau bahkan menangis dengan suara lebih kencang… “orang ini siapaa… aku takut mau diculik ni yah, bu…”
Haha.
Menikmati dialog batinku yang ngawur.

Dulu, belasan tahun lalu, posisiku juga sebagai anak-anak kecil itu…. Anak-anak kecil yang tahunya cuma “aku pengen barang itu, beliin donk”.

Dulu, belasan tahun lalu, posisiku juga sebagai anak-anak kecil itu….. anak-anak kecil yang bakal merengek kalo apa yang ia mau tidak ia dapat… anak-anak kecil yang dengan mudahnya memberikan statement “ibu jahat” ketika ibu tak memberikan yang ia inginkan… mana peduli kalo saat itu sang ibu lebih memilih beli ikan untuk memenuhi gizinya, untuk kesehatan dirinya.

Dan sekarang, belasan tahun kemudian dari masa-masa kecil itu…

Kasih sayang mereka masih sedemikian besarnya padaku. Sampai seringkali mereka bilang, doa-doa mereka yang terpanjat adalah agar aku ditempatkan di jawa.

Dan alasan mereka sederhana saja,
“biar kalo kangen gampang ketemunya…”
dear God, the only thing I ask of You is to hold them when I'm not around....