Minggu, 15 Agustus 2010

satu rindu

20 tahun sudah aku di dunia... masih saja membuat repot mereka, ayah ibuku...

ya Allah, aku tahu persis, tak ada yang abadi di dunia ini, termasuk ayah ibuku...

aih, belum-belum mataku udah berair untuk menyelesaikan tulisan ini...

...
layaknya lilin yang menerangi malam, pun demikian yang selama ini udah dilakuin ayah ibu untuk kami, putra-putrinya. dan suatu saat lilin itu akan padam. tiada tersisa benderangnya.
...

kemarin menjemput kakak yang baru saja pulang dari perantauan... ini sudah bulan keenam --kalo gak salah-- waktu yang cukup lama untukku.... jangankan enam bulan, dua-tiga bulan aku udah gak pulang rasanya patut ada yang dipertanyakan. seberapa penting urusan luar hingga tak menyempatkan menengok orang tua dalam waktu yang lama?

mungkin aku yang belum cukup mengerti... mungkin. tentu mungkin saja.... tapi alasanku itu masih bisa dilogika kan? masih bisa dibenarkan?

dan aku bertambah heran lagi ketika menyadari ada saudara-saudaraku yang tak pulang sudah hingga setahun-dua tahun berlalu. tiket mahal.... ya, itu yang dibilang untuk alasan ketidakpulangan hari ini....

tiba-tiba dadaku sesak...

....

ingatanku melayang pada bulan-bulan lalu. di dalam kereta...

aku duduk di samping dua orang tua -suami istri- yang akrab sekali mereka. dan ternyata, mereka akan menjenguk anaknya yang sudah berkeluarga di jakarta.

kau tahu apa yang membuatku tertegun?

mereka membawa barang banyak sekali. ada dua karung, beras kayaknya... ada beberapa kardus juga.... entah isinya apa...

terbayang ayah ibu juga akan menjengukku dengan membawa barang seberat itu, lalu ketika kutanya mereka akan bilang, semua baik-baik saja.

ya Allah, aku gak rela....

cukupkan penderitaan mereka hingga kini saja. beriku waktu untuk mengganti peluh mereka dengan senyum kebahagiaan...