Minggu, 15 Agustus 2010

apa yang salah dari kenangan yang terus memaksa untuk diingat?*

"pernah kumencoba tuk sembunyi namun senyummu tetap mengikuti... "
(Iwan Fals, Yang Terlupakan)

Aku suka menuliskan frase itu. Satu untaian kalimat yang begitu mengena untuk seseorang sepertiku. Seseorang yang tak ingin ada yang mengisi hati selain Dia, tapi berbentrok dengan rasa itu. Menyiksa, andai kau tahu. Itu yang aku rasa.

Aku tahu rasa ini fitrah. Tapi yang aku tak mengerti kenapa Dia membiarkan rasa ini terlalu lama.

Aku menangis tersedu dulu ketika kumemiliki rasa seperti itu. Jatuh cinta. Setiap kumendengar satu vocab itu, kuingat dia. Teringat suatu barang, kuingat dia. Hingga aku bertanya-tanya kenapa Dia menumbuhkan rasa itu...

Aku mencintai-Mu Allah, sungguh...
Apakah Kau meragukan hal ini hingga akhirnya Kau biarkan rasa itu menggerogotiku?
Tak percayakah Kau padaku?

Dan mungkin, ketika saking kronisnya penyakit ini, Dia menegurku. Dengan kehilangan hp.

Aku sadar hal itu... pun ketika kumemutuskan untuk puasa Daud sebulan. Membersihkan hati dari luka-lukanya. Membuang dia jauh-jauh....

Walau aku mengerti benar, ku gak kan mencabutnya, sebab hati akan terasa begitu sakit... tapi smoga dengan puasa ini aku berarti tidak memberikan pupuk padanya. Tidak membiarkannya tumbuh subur.

Hari demi hari aku masih tersiksa dengan rasa itu. Bayangannya masih saja ada. Saat-saat aku bersamanya... bersama tawanya, bersama dia...

terekam jelas dan berputar bagai slide yang menyenangkan penikmatnya.

Padahal belum tentu dia merasa apa yang aku rasa....

Ah, kau tahu, dari sini aku belajar satu hal... bahwa seseorang yang jatuh cinta selalu membenarkan hal-hal yang membenarkannya jatuh cinta.

karna itu pula yang kualami...

Kuanggap dia juga mempunyai rasa yang sama denganku...

Ah, bodoh sekali kau, vivin.

Lantas aku mesti bagaimanalah?

Apa yang salah dari kenangan yang terus memaksa untuk diingat?

Hari demi hari berlalu....
Syukurlah. Sedikit berkurang rasaku padanya. Setelah puasa, tilawah, memperbanyak yang sunah, ditambah frekuensi yang jarang bertemu dengannya...

Tapi enggak saat sore itu, saat tiba-tiba aku bertemu dengannya, dengan orang yang menjadi trending topic hari-hariku...

Kami bertemu.

Dia menyapaku.




Semua kuingat persis. Aku ingat detail kejadiannya. Kubisa melukiskannya sempurna.

Betapa pertemuan yang sesaat itu mampu mengubah suram hariku menjadi berbunga-bunga... Betapa setelah kubertemu dengannya, dan lalu menjawab pertanyaannya, aku laksana seseorang yang kehilangan ingatan sementara...

Aku menjawab tinggal di tempat A ketika dia bertanya dimana kutinggal, padahal saat itu kami sedang di tempat A!

astaga.... seseorang yang jatuh cinta, sebeginikah?

...
Agustus, 2010

"pernah kumencoba tuk sembunyi namun senyummu tetap mengikuti...."

Lagunya masih mengena. Namun kini kubiarkan rasa itu. Biar waktu yang membantuku melepasnya... Biar waktu yang menjawab semua, biarlah...