Rabu, 28 April 2010

... and the story began

Seperti stack yang sudah menunggu untuk di pop, rasa-rasanya ada yang bertumpuk dan request untuk dikeluarkan setelah sekian lama saya tidak menuangkannya dalam tulisan. Apa ini yang dinamakan hal yang saya suka ya? Saya senang melakukannya dan saya akan merasa kurang jika tak melakukannya. Jadi, apakah hal yang saya suka itu adalah menulis? Jika iya, astaga, saya suka nulis, yang artinya menjadi penulis, yang artinya bisa menjadi langkah-langkah awal untuk kemudian seperti penulis-penulis terkenal itu. Lalu bisa mencetak buku yang bisa merubah satu-dua orang atau bahkan dunia. Lalu.. lalu…. Haha. Dreaming mode on... (tapi aminnn…:)

Pertama adalah tentang uts saya.

Saya ada di jurusan komputasi statistik… yang saya merasa tersesat di dalamnya. Ah entahlah. Tampaknya saya gak begitu sadar kenapa dulu saya menuliskan pilihan jurusan itu di kuesioner jurusan. Terlalu berpikir singkat sepertinya. Tapi enggak juga sih. Seingat saya, saya memilih komputasi statistik karena saya gak suka hafalan statistik yg banyak itu. Duh iya, tunggu dulu, jadi begini, di kampus STIS itu ada dua jurusan… pertama komputasi statistik dan yang kedua adalah statistik. Untuk komputasi statistik (selanjutnya sebut “KS” aja ya) isinya ya seputar itulah… mbuat program, yang dikhususkan dalam bidang statistik. Sedang jurusan statistik itu bertemu statistik sesungguhnya, statistic yang disebut-sebut sebagai matkul istimewa dimana-mana itu (haha… selamat ya…:P)…

Dan beberapa minggu setelah penempatan di KS, penyesalan yang ada.

Kebingungan melanda. Pake bahasa apa skripsi saya nanti?

Apalagi, saya itu baru ngeh, baru ngerti bener kalo ternyata ayah saya itu dosen statistic (oh My God!@.@). Habisnya beliau itu kerjaannya banyak gitu, yang utama sbg guru, dan kerja sebagai dosen adalah sampingan. Ke-ngeh-an saya barangkali berkaitan pula dengan susahnya kata s-t-a-t-i-s-t-i-k untuk di spell jaman muda dulu. Hehehe….

Kan sebenarnya akan sangat membantu andaikata saya di jurusan statistic. Ada ayahanda gitu deh, yang akan menjadi tempat curahan pertanyaan-pertanyaan saya.

Dan sekarang saya di jurusan komputasi statistic. Dear God… pada siapa kuharus bertanya?...

Tapi alhamdulillah… dikelilingi orang-orang hebat membuat saya merasa jauh sangat beruntung. Lega menyadari bahwa tidak semua orang mendapatkan pilihan pertama dalam hidupnya, tetapi ia bisa sama bahagianya meski mendapat pilihan kedua, ketiga, atau bahkan ke seratus satu. Tentu saja. Tinggal bagaimana kita menyikapinya :)

Jadi ya however, saya berusaha dengan semangat ’45 membara menikmati kepingan hidup di KS... (lebay) walau sekarang ini mbuat program masih menggunakan system copas *astaga!*… haha… insya Allah ntar bisa… (amin..)…

Untuk skripsi gampanglah… ntar ada temen-temen 2KS1-2KS2 ‘50 yang akan dengan senang hati membantu. Ya nggak? Ya donk… (maksa:P)… saya yakin pertolonganNya selalu ada buat saya… buat kita…. Ya asal sebelum sampai tahap itu udah ada ikhtiarnya dunk pipiiiin….. ya yaa…..

…anyway, ni kisah ditulis di antara programming FoxPro 9.0 dan hafalan file-file sekuensial… ah ya… saya cinta KS… saya suka program… saya cinta 0 dan 1… haha… tingkat error mencapai titik yang tidak terperikan…

Perjalanan UTS Semester Genap STIS…
Subhanallah, keren sekali. Yang biasanya dilaksanakan dua minggu lamanya, kali ini hanya dalam kurun waktu lima hari… ini karena ada satu proyek besar BPS – tempat mengabdi kami nanti – yaitu Sensus Penduduk.

Oke… untuk hal ini, kapan2 kita ngupasnya ^_^

Tentang suatu rasa...

“Jadi, vivin sukanya apaan?”

Seorang kawan bertanya hal tersebut di perjalanan kami menuju MGK , tepatnya mau servis kamera, canon center – untuk kisah ini, tenang, kapan-kapan saya ceritain (GR!) – hahay…

Anehnya, saya gak bisa serta-merta menjawab pertanyaan yang tampaknya ada kebingungan di nada pertanyaan yang ia ajukan itu.

Teringat satu pertemuan sebelumnya di forum, bahwa suatu hal yang kita suka itu bisa jadi adalah bakat kita, dan bakat itu bisa menghasilkan sesuatu…

Ingin saya menjawab “menulis”… tapi hey, belum ada sesuatu yang pernah saya hasilkan dari proses menulis itu… Lalu apa? Astaga… tampaknya saya belum cukup mengenal diri saya sendiri hingga belum mengerti benar apa yang bisa menjadi nilai lebih untuk saya… (sedih… T.T…)

…Usut punya usut, ternyata pertanyaan temen saya itu bersumber dari film 3 Idiots…

Ya, mari kita kupas sebentar…

Sebelumnya maaf, kalo saya kurang bagus menuliskan suatu resensi. Saya bukan penggemar film, paling ngantuk kalo disuruh nonton, apalagi kalo dari awal menurut saya udah geje… haha. Saya bukan tipe audio-visual yang baiklah pokoknya. Dan lagi, barangkali ini alasan utama… suka ngamati kata-perkata… apalagi kalo kata-kata bijak gitu… Dan kalo itu disampaikan dalam bentuk audio, aduh, makin bingunglah saya… musti previous-previous dulu… hew… pokoknya saya gak suka nonton… kecuali bener-bener film itu highly recommended, saya juga akan dengan senang hati to be fulled concentrated… ya, dan salah satu film yang highly recommended dari temen-temen adalah 3 Idiots…

Pertama saya mau bilang. Filmnya bagus. Banyak pelajaran yang bisa diambil di dalamnya. Dan sukanya, penyampaiannya secara sederhana.

Alkisah, ada tiga sahabat yang sedang kuliah di ICE, universitas ternama di India. Sayangnya tu univ study oriented gitu. Kuliah adalah untuk mencari ijasah, singkirkan tujuan yang lain. Sedang untuk mendapatkan ijasah, kau harus mengalahkan pesaing-pesaing di univ tersebut. Itu mindset yang dibuat si rektor. Nah, tiga sahabat itu yang pertama Farhan… ia belajar di ICE hanya karena keluarganya, ia sama sekali gak berminat ama elektronika (jurusan di ICE, red), ia justru suka seni fotografi. Yang kedua, Raju, sosok satu ini khawatir banget akan masa depannya, dan ini yang mengekang kemampuannya untuk berkembang. Satu lagi ada Ranchaddas – nama aslinya bukan ini sih, lupa – ini dia orang yg akan mengubah pemikiran dua sahabatnya itu, termasuk saya…

Untuk proses perubahan pemikiran dalam cerita itu, tonton sendiri deh^_^ (he, maaf, ini bukan resensi sesungguhnya…)

Saya cuma pengen mengupas hikmahnya lebih dalam…

Dua hal yang seringkali menghambat kita adalah ketakutan akan masa depan, dan kita tidak mencintai pekerjaan tersebut.

Kawan, penyesalan selalu datang terlambat, dua puluh tahun dari sekarang kita akan lebih menyesali hal-hal yang tidak kita lakukan daripada hal-hal yang kita lakukan meskipun itu sebuah kesalahan

Seperti yang disampaikan Ranchoddas pada Farhan untuk meyakinkannya memilih fotografi dan meninggalkan mekanika ini…

Atau nanti setelah 50 tahun berlalu, dan kau terbaring di rumah sakit… menunggu kematian, kau akan berfikir, surat sudah di tangan, taxi sudah di gerbang… andai aku punya sedikit keberanian saja, mungkin hidupku akan berbeda…

:)

...
bersambung... duh, entah kenapa akhir-akhir ini saya selalu kehabisan ide untuk mempunyai ending kisah yang jelas...

**repost dari notes efbe... hehe... belum bener2 produktif menulis... hew...