Rabu, 28 Mei 2008

Read Me... Kisah Yang Menyindir Saya... :>


(ketemu juga ma emotion.hehe..)


Inih cerita yang membuat saya merasa tertohok sekale abiz baca... Dari bulletin yang ada di sekolah saya. Dan saya ga segan2 menulisnya karena ini full makna...buat saya. Buat Anda juga mungkin? Sebelumnya saya makasih banget unt penyusun cerita ini, dari Himpunan Kisah Teladan ya... n unt Mb Ulfa yang memilih cerita ini... Hm. Langsung aja deh ya, begini....

Pada suatu waktu, ada sebatang pohon apel yang amat besar, dan seorang anak laki-laki gemar bermain di sekitar pohon apel itu setiap hari. Dia memanjat, memetik dan memakan buah apel dari pohon itu.

Tahun demi tahun berlalu... anak laki-laki itu sudah besar dan menjadi seorang remaja. Dia tak lagi menghabiskan waktunya bermain di bawah pohon apel itu. Namun suatu hari dia datang kepada pohon apel itu dengan wajah yang murung.

”Marilah bermain-main denganku,” ajak pohon apel

”Aku bukan anak-anak lagi, aku tidak gemar lagi bermain dengan kau, jawab remaja itu.

”Aku ada keperluan dan aku perlu uang untuk membelinya,” tambah remaja itu dengan sedih.

Lalu pohon apel berkata, ”Kalau begitu petiklah apel-apel yang ada padaku, juallah untuk mendapatkan uang. Dengan begitu kau dapat membeli yang kau inginkan.”

Dengan gembiranya remaja itu memetik semua buah apel di pohon itu dan pergi dari situ. Dia tidak kembali lagi setelah itu. Sang pohon apel merasa sedih.

Tahun pun berlalu..... Suatu hari remaja itu kembali, dia semakin dewasa.

”Marilah bermain denganku,” ajak pohon apel

”Aku tiada waktu untuk bermain. Aku terpaksa bekerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin membangun rumah sebagai tempat perlindungan untuk keluargaku. Dapatkah kau menolongku?”, tanya anak itu

”Maafkan aku, aku tak mempunyai rumah. Tetapi kau bisa memotong dahan-dahanku ini dan kau buatlah sebuah rumah darinya,” jawab pohon apel

Lalu remaja yang semakin dewasa itu memotong semua dahan pohon apel itu dengan gembiranya. Pohon apel itupun merasa gembira tetapi kemudian merasa sedih karena remaja itu tidak kembali lagi setelah itu.

Suatu hari, seorang laki-laki yang sebenarnya anak kecil yang dulu suka bermain dengan pohon apel itu datang menemui pohon itu.

”Marilah bermain-main di sekitarku,” ajak pohon apel

”Maafkan aku. Tetapi aku bukan anak kecil yang suka bermain-main lagi. Aku sudah dewasa. Aku mempunyai cita-cita untuk berlayar. Malangnya, aku tidak mempunyai perahu. Dapatkah kau membantuku?”, tanya lelaki itu

”Aku tidak mempunyai perahu untuk diberikan padamu. Tetapi kau boleh memotong batang pohonku ini untuk membuatnya. Kau akan dapat berlayar dengan gembira,” jawab pohon apel.

Lelaki itu merasa amat bahagia dan menebang pohon apel itu. Ia tak pernah kembali lagi setelah itu. Namun begitu, suatu hari, datang seorang lelaki yang semakin dimakan usia. Dia adalah anak kecil yang dulu bermain-main disekitar pohon apel itu.

”Maafkan aku. Aku tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan padamu. Aku sudah memberikan buahku untuk kau jual, dahanku untuk kau buat rumah, batangku kau buat perahu. Aku hanya ada tunggul dengan akar yang hampir mati..........kata pohon apel itu dengan nada pilu.

”Aku tidak mau apelmu lagi karena aku sudah tidak bergigi untuk memakannya. Aku tidak mau dahanmu karena aku sudah tua untuk memotongnya. Aku tidak mau batang pohonmu karena aku tidak berupaya untuk berlayar. Aku merasa lelah dan ingin istirahat”, jawab lelaki tua.

”Jika begitu istirahatlah dibawahku,” kata pohon apel itu. Mereka berdua menangis kegembiraan.

----end

Vivin : Saya jengkel sekali ma anak kecil yang di cerita itu. Buseet dah. Masa’ dia ”menghabisi” pohon apel itu. Ngambil buah, batang, dahan.... mana datang ke pohon apel pas dia butuh aja. Dan si pohon apel kok ya mau-maunya ngladeni anak jahat itu. Tapi begitu saya baca tulisan dibawah cerita itu, saya terdiam. Jangan2 saya juga anak kecil itu?

.....

Pohon apel yang dimaksudkan adalah kedua orang tua kita. Saat kita masih kecil, kita suka bermain bersama mereka. Ketika kita meningkat remaja, kita perlu bantuan mereka untuk hidup. Kita tinggalkan mereka dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita dalam kesusahan. Namun begitu mereka tetap menolong kita dan melakukan apa saja asalkan kita bahagia dalam hidup. Hargailah jasa orang tua kepada kita setiap hari, setiap saat.....jangan sampai kita hanya datang kepada mereka saat kita perlu bantuan mereka. Sudahkah Anda berterima kasih kepada mereka hari ini dan berkata, ”I love U Mom/ Dad?”

Vivin :

*speechless*

I love U Mom.....Dad.........