Senin, 28 Januari 2013

[1] tentang keluarga

Kali ini tentang keterbukaan, hmm, beliau mengawali wejangan pagi itu dengan kisah beliau sendiri. Kata beliau, "Jika engkau nanti menikah, terbukalah sama suami, terutama dalam masalah keuangan."

"Termasuk walaupun itu uang kita sendiri?", tanyaku, menerawang

"Iya, tentu. Walaupun itu adalah uangmu sendiri, engkau harus berbagi dengan suamimu jika kau mengeluarkan uang. Dulu saya sama suami juga gitu, hingga alhamdulillah 30 tahun kami bersama ga pernah ada masalah keluarga. Suami juga kalo mau ngeluarin uang pasti cerita, terlebih bagus lagi kalo kita mengingatkan saudara beliau yg membutuhkan bantuan...", tegas beliau.

**
"Mengingat kembali pesan Usth. Marijati di akhir tahun 2010 tentang titik rawan pernikahan.
2th pertama adl kegagalan adaptasi, mengenal, dn memahami,
2-5th ttg masalah ekonomi dan manajemen umum keluarga,
5-10th ttg perhatian, kepedulian di atara pasangan,
10-20th ttg aktualisasi diri yg salah,
Lebih dari 20th adl kebosanan, disorientasi,
Bila pondasi awal kuat, insya Allah, walau badai menghadang akan mampu dilalui..." ~ status mb Ticko siang kemarin.

Yaa... selamat belajar, selamat belajar. Untuk tujuan semulia itu, jangan lengah untuk terus melakukan perbaikan.