Kamis, 16 Desember 2010

tentang kita

Pagi tadi, jelang ujian Anareg, entah kenapa air mata menderas mendengar lagu ini. Tak salah lagi. Aku kangen… akan seorang sahabat………

Menatap lembayung di langit Bali // kali ini menatap langit Jakarta aja lah ya, dan warnanya bukan lembayung lagi, abu-abu terkontaminasi akan asap-asap industry…

dan kusadari // hah, dari dulu sampe sekarang, kenapa kata-kata ini baru keluar…

betapa berharga kenanganmu // mulai deh berkaca-kaca…

Di kala jiwaku tak terbatas
bebas berandai memulang waktu // ya Rabb, andai saja bisa kuulang masa-masa bersamanya….


Hingga masih bisa kuraih dirimu
sosok yang mengisi kehampaan kalbuku // karenamu duniaku berwarna, karenamu ku tak terlalu takut lagi melalui pekat malam

Bilakah diriku berucap maaf
masa yang tlah kuingkari dan meninggalkanmu // ku gak pernah meninggalkanmu, my sweetheart, namamu selalu kuukir dalam doa-doaku…

oh cinta

Teman yang terhanyut arus waktu // ini sudah tahun kelima kita gak bertemu T.T

mekar mendewasa // apa kabarmu? Jangan-jangan lebih dewasa daripada aku……

masih kusimpan senda tawa kita // mana bisa kuhapus memori tentangmu. Bahkan kubisa melukiskan suasana kala kita bersama. Kuingat detail kejadiannya…

kembalilah sahabat lawasku
semarakkan keheningan lubuk // tahun kelima gak bertemu……. Sudah tahun kelima T.T…. apa kabarmuu……….. no telponmu aku gak punya, hilang bersama hape yang dicuri pencuri brengsek itu. Kau tahu, di saat seperti ini aku merutuki pencuri itu berkali-kali. Mana pernah dia piker efek pencuriannya yang mungkin hanya bisa mendapat 300ribu sampe 400 bisa membuat mataku bengkak sehari semalam???

Dan kalo dulu saat itu aku masih bisa menghubungi teman-teman yang lain lewat fb, bagaimana aku bisa menghubungimu dengan cara yang sama, setelah dulu kau sempat cerita kalo kau belum membuat fb?

Mayaaa…………………… aku kangeeeeeennnnnnnnnnnnnnn………………..

Hingga masih bisa kurangkul kalian
sosok yang mengaliri cawan hidupku // kuingat persis, telponmu setahun lalu, kau bilang, “pasti nanti aku nangis kalo kita ketemu….” Apalagi aku Mayaa….. Jangankan untuk ketemu, melukiskan kisah ini untukmu aja air mataku sudah menderas gini T.T

Bilakah kita menangis bersama
tegar melawan tempaan semangatmu itu // iya, aku inget, kau selalu semangat dalam apapun kondisimu… aku tahu, aku ngerti dan aku yakin aku gak bakal sanggup kalo aku ada di posisimu. Dan kau memang lebih hebat daripadaku.

oh jingga // langit Jakarta menjingga, melukiskan warna ketentraman… sedang aku belum menemukan ketentraman itu sore ini karena rindu ini padamu,

Hingga masih bisa kujangkau cahaya
senyum yang menyalakan hasrat diriku
Bilakah kuhentikan pasir waktu
tak terbangun dari khayal keajaiban ini // huaaa…. Itu dulu. Iya dulu. Kenangan-kenangan itu. Telpon2an kita yang bisa mencapai berjam-jam…. Itu duluuu…. Itu dulu ketika aku masih punya hape yang sudah usang itu. Hp usang tapi menyimpan berjuta kenangan. Salah satunya ada kita……..

Ya, dan hubungan kita berhenti hanya sampai di hilangnya nomor itu. Aku bodoh. Iya, aku bodoh. Kenapa aku gak menyimpan duplikat nomor hapemu? Kenapa aku hanya menyimpan nomormu di satu tempat?

Sekarang bagaimana bisa kumenghubungimu, bahkan setelah kutanya Linda – tempat kedua kau bercerita setelah aku – ia pun tak tahu?

Bagaimana aku bisa menceritakan kerinduan ini padamu…………… bercerita padamu tentang segala hal yang sudah terlampau banyak kulalui, yang aku terlalu lelah menjalani semua ini sendiri.

Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…………………….. kamu dimana………………..

Apa kau rasa apa yang kurasa?

oh mimpi // tidak… Semoga ini bukan mimpi…. Kalopun mimpi, biarkan mimpi ini berlanjut tentang pertemuan denganmu……

Andai ada satu cara
tuk kembali menatap agung surya-Mu
lembayung Bali // betapa kuingin menatap lembayung langit dalam satu tempat bersamamu, seperti dulu…