Minggu, 13 April 2008

The Unforgetable One

Hello!! I'm coming again....

Kali ni saya akan cerita pas saya dapat mandat jadi dai'ah dadakan... Taun lalu pas puasa gitu, di skul, saya ambil cerita ni.... Gak sengaja saya dpt dr net... Wah, tapi saya nervous bnget. Trus ngomongnya cepet2... Hhhh... gak tau deh. Truz, saya minta maaf deh ma guru saya. Beliau bilang, "Gakpapa, tapi materinya bagus lho tadi..." Dan lagi yang membuat saya hepi, temen saya bilang klo ceramahnya bagus gitu deh. "Salut", katanya... Mulai deh saya berbunga2... hehe...

Begini ceritanya,


Pada suatu waktu, ada seorang mahaguru yang ingin mengambil break dari kehidupannya sehari-hari sebagai akademisi. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke sebuah pantai dan meminta seorang nelayan untuk membawanya pergi melaut sampai ke horizon.

Seperempat perjalanan, mahaguru tersebut bertanya, “Wahai nelayan, apakah Anda mengenal ilmu geografi?

Sang nelayan menjawab, “Ilmu geografi yang saya ketahui adalah kalau di laut sudah mulai sering ombak pasang, maka musim hujan segera akan tiba.

Nelayan bodoh!” kata mahaguru tersebut. “Tahukah kamu bahwa dengan tidak menguasai ilmu geografi kamu sudah kehilangan seperempat kehidupanmu.”

Seperempat perjalanan berikutnya, mahaguru tersebut bertanya pada nelayan apakah dia mempelajari ilmu biologi dan sains? Sang nelayan menjawab bahwa ilmu biologi yang dia kenal hanyalah mengetahui jenis ikan apa saja yang dapat dimakan.

Nelayan bodoh, dengan tidak menguasai sains kamu sudah kehilangan seperempat kehidupanmu, ", kata sang guru.

Kemudian mahaguru tersebut bercerita tentang Tuhan yang menciptakan umat manusia dengan struktur tubuh, kapasitas otak yang sama, dan lain-lain.

Selanjutnya mahaguru tersebut bertanya apakah nelayan tersebut mempelajari matematika? Sang nelayan menjawab bahwa matematika yang dia ketahui hanyalah bagaimana cara menimbang hasil tangkapannya, menghitung biaya yang sudah dikeluarkannya, dan menjual hasil tangkapannya agar dapat menghasilkan keuntungan secukupnya. Lagi-lagi mahaguru tersebut mengatakan betapa bodohnya sang nelayan dan dia sudah kehilangan lagi seperempat kehidupannya.

Kemudian, di perjalanan setelah jauh dari pantai dan mendekati horizon, mahaguru tersebut bertanya, “Apa artinya awan hitam yang menggantung di langit?

Topan badai akan segera datang, dan akan membuat lautan menjadi sangat berbahaya.” Jawab sang nelayan. “Apakah bapak bisa berenang?” Tanya sang nelayan.

Ternyata sang mahaguru tersebut tidak bisa berenang. Sang nelayan kemudian berkata, “Saya boleh saja kehilangan tiga-perempat kehidupan saya dengan tidak mempelajari tiga subyek yang tadi diutarakan oleh mahaguru, tetapi mahaguru akan kehilangan seluruh kehidupan yang dimiliki.

Kemudian nelayan tersebut meloncat dari perahu dan berenang ke pantai sedangkan mahaguru tersebut tenggelam.

...

Begitulah.

Seringkali kita meremehkan orang lain. Padahal, kita tidak bisa bergantung pada kemampuan diri kita sendiri, kita membutuhkan orang lain. Keberhasilan kita tergantung pada keberhasilan orang lain. Begitu sebuah masalah muncul ke permukaan, kita tidak bisa mengatasinya dengan hanya mengandalkan kemampuan yang kita miliki. Kita harus menggabungkan kemampuan kita dengan orang lain.

Sehingga bila perahu kita tenggelam, kita masih akan ditolong oleh orang lain yang kita hargai kemampuannya. Tidak seperti mahaguru yang akhirnya ditinggalkan di perahu yang sedang dilanda topan badai dan dibiarkan mati tenggelam karena tidak menghargai kemampuan nelayan yang membawanya.

--- Little story that will not be forgotten---